[FF TAEJI] 5 DAYS

22 Dec

taejiposterdaysTitle: 5 Days

Author: Icha Fasya Hapsari

Cast: Lee Taemin, Park Jiyeon

Support Cast: Lee Jieun, Choi Minho, Park Luna, Kim Keybum

Genre: Romantic, Sad, Fantasy

Rating: G/15

Lenght: Oneshoot

Inspiration from K-drama “49days” and Indonesian movie “Love is Cinta”

Ini fanfic buat ngebayar utang aku karna ff wgm taeji belum dilanjutin -_- kalau ffnya rada mirip sama drama 49day sama love is cinta, maaf ya karna emang itu ceritanya hampir rada-rada mirip cuman aku bedain nanti ceritanya. So, keep support me to write taeji fanfic ya :’)

backsound: Taemin – It’s You and Jiyeon – Day by Day

At Seoul University

“Taemin-ah, bisa aku berbicara denganmu sebentar,” ucap yeoja berambut kecoklatan sambil menarik lengan namja bernama Taemin itu.

“Mianhae –melepas tangan yeoja tsb-“ ucapnya dingin dan pergi berlalu meninggalkannya.

“ya, Taemin-ah. Aku hanya ingin berbicara denganmu sebentar.” Ucapnya pelan.

Seorang namja bertubuh tinggi menghampiri yeoja itu.

“Jiyeon-ah, waeyo?” tanyanya.

Jiyeon menoleh dan menggelengkan kepalanya. “Taemin masih marah padaku, oppa.” ucapnya.

“masih soal waktu itu? Anak itu, apa susahnya buat mendengar penjelasanmu sebentar.” Dumelnya.

“sudahlah oppa, biarkan saja. Memang belum saatnya. Aku pulang dulu ya, annyeong oppa” ucapnya dan berlalu meninggalkan namja itu.

**

At Jiyeon’s Home

“Taemin-ah, aku mau bicara. Hanya 5 menit saja, kumohon angkat telfonku” ucap Jiyeon sendiri di kamarnya.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi

Jiyeon melempar ponselnya, “tidak aktif.”

**

At Seoul Park

“kau melihat Taemin?” tanya Jiyeon pada teman sekelas Taemin.

“ia berjalan keluar,”

“ah, kamsahamnida” ucap Jiyeon dan berlari mengejar Taemin.

Dilihatnya Taemin menyebrang jalan, Jiyeon tetap mengejarnya hingga Taemin sudah berada di sebrang jalan.

“Taemin-ah!” teriak Jiyeon. Taemin tetap tidak menoleh. Jiyeon berjalan mengikutinya. Tanpa ia sadari, lampu hijau sudah menyala. Jiyeon tetap berjalan mengejar Taemin.

Brak!!!

Orang-orang mulai berlarian untuk melihat apa yang terjadi karna suara tersebut cukuplah keras. Taemin melihatnya, “terjadi apa memang” gumamnya dalam hati. Taemin melepas earphone nya.

“permisi, kenapa ramai-ramai?” tanyanya pada salah satu pejalan.

“ada seorang yeoja tertabrak mobil disana –menunjuk kearah tempat kejadian-

“eo, kamsahamnida” ucap Taemin dan berlalu menghampiri tempat tersebut.

‘aku tidak sengaja menabraknya, ia berjalan terlalu cepat’ ucap si pemilik mobil memberikan penjelasan kepada polisi.

Taemin mencoba melihat siapa yang tertabrak itu.

“permisi, anda tidak boleh disini” cegah polisi pada Taemin. Taemin menggumam mengerti dan kembali melihat jasad yeoja itu. Ia memperhatikan sekujur tubuh yeoja itu yang sudah ditutupi oleh koran.

Taemin menghampirinya dan mencoba membuka koran yang menutupi itu.

“ya!! Jangan menyentuhnya!” teriak seorang polisi pada Taemin. Taemin tetap menyingkirkan koran tersebut.

“tolong jangan kau sentuh nak,” tegur polisi tersebut kembali.

Taemin hanya terdiam dan pergi meninggalkan tempat tersebut.

Mobil ambulance datang dan segera membawa tubuh yeoja itu ke rumah sakit untuk di periksa lebih lanjut lagi.

**

JIYEON POV

At Seoul Hospital

Ergh, kepalaku sakit.

Aku dimana? Tubuhku terasa begitu lemas?

Apa yang terjadi ya? Ah, aku tadi mengejar Taemin dan itu Taemin!! Taemin disini dan kenapa di rumah sakit? Aku mencoba menghampirinya.

“Taemin-ah, aku ingin bicara sebentar,” ucapku pelan. Taemin hanya menatapku dalam diam. Aku melambai-lambaikan tanganku.

“ya, Taemin-ah, jawab aku sekali ini saja,” ucapku memohon. Taemin masih terdiam.

“Taemin-ah!” panggil sebuah suara yang sangat kukenal. Itu Luna. Kenapa ia disini?

“Luna-ya” sapaku melambaikan tanganku. Ia hanya melirik dan kembali berjalan mendekati Taemin.

“bagaimana keadaannya?” ucapnya tergesa-gesa. Taemin hanya terdiam dan menunjuk ke dalam ruangan. Hei siapa sih yang kalian maksud, kenapa aku aku dicueki?

“Luna-ya,” itu suara Minho oppa. Aku tersenyum padanya dan berjalan mendekatinya.

“Minho oppa” panggilku dan memeluknya.

Tsah~~

Ke-kenapa? Kenapa Minho oppa?

“masih tak sadarkan diri,” ucap Luna. Siapa yang tak sadarkan diri?

Aku mendekati mereka dan mencoba melihat siapa yang mereka maksud di dalam ruangan tersebut.

**

Tak terasa air mataku turun begitu saja. Aku tak dapat mempercayai apa yang kulihat. Aku menangis, menangisi diriku sendiri. Aku melihat diriku terkujur lemah di ruang ICU dengan selang di sekujur tubuhku. Dan kulihat sekarang orang-orang yang kusayangi menungguku dari luar ruangan untuk mengetahui keadaanku selanjutnya.

Aku melihat Minho oppa yang sengaja menahan tangisnya. Oppa, aku tau kau menangis didalam hatimu, begitu juga dengan Luna yang sedari tadi menghubungi kedua orang tuaku dengan tangisan, tak terkecuali namja di sampingku ini yang hanya diam sambil mendengarkan lagu dengan headsetnya. Tak ada rasa sedih atau bahagia diraut wajahnya. Aku tau kau memang sudah membenciku tetapi…

“Luna-ya, aku pamit untuk pulang” pamit taemin dan pergi begitu saja. Luna mengangguk setuju.

“aku tau ia masih marah padaku dan Jiyeon,” ucap Minho oppa pada Luna.

“sudahlah oppa, nanti ada saatnya Taemin akan memaafkan kalian. Lagipula, yang sebenarnya kan oppa dan Jiyeon memang hanya sebatas oppa-dongsaeng,” ucap Luna.

Kalian membicarakanku didepanku sendiri. Sudahlah, memang sudah pada takdirnya Taemin akan marah padaku dan tidak akan peduli padaku lagi.

**

Aku berjalan menuju kampusku. Ya, sekarang aku sudah tak terlihat. Aku hanya angin yang hanya dapat dirasakan oleh mereka, tetapi tidak dilihat. Aku pergi ke suatu tempat yang sepi dan nyaman di sudut kampus. Ini menjadi tempat favoritku dimana aku sedang sedih. Tempat ini menghiburku.

Aku melihat seorang yeoja disana dan ya dia tergeletak lemas dengan tangan yang mengeluarkan banyak darah. Aku berlari mendekatinya. Itu Jieun, ya dia teman sekelas Taemin. Aku berusaha menolongnya tetapi aku tak bisa.

Aku segera mencari bantuan. Mereka tidak akan melihatku, tetapi aku harus menolongnya.

Aku melihat seorang namja berjalan didekat sana. Ia melihat kearahku dengan tatapan heran. Apa ia bisa melihatku? Aku mencoba menghampirinya.

“jeogiyeo, apa kau bisa melihatku?” tanyaku.

“jadi kau benar makhluk dari alam lain ya?” ucap namja itu. Fiuh, syukurlah ia bisa melihatku.

“kau bisa menolongku? Ada yeoja disana yang pingsan, kumohon ia butuh bantuanmu” ucapku. Namja itu segera berjalan menuju tempat Jieun pingsan.

“JIEUN?” teriak namja itu dan lalu menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam mobil. Aku hanya melihatnya dan bersyukur Jieun dapat tertolong.

“agashi, bisa kau ikut denganku?” ajak namja itu.

“aku?” tanyaku kembali. Ia mengangguk. Aku masuk ke dalam mobilnya.

**

At Seoul Hospital

Jadi namja ini bernama Key dan ia adalah kekasih Jieun. Key bercerita banyak tentang Jieun. Jieun sangat beruntung memiliki Key, ia sangat mencintainya. Aku duduk disamping Key yang terlihat frustasi.

“aku tau Jieun memiliki banyak masalah, tapi tidak seharusnya ia melakukan hal itu” ucap Key. Aku mencoba menenangkannya.

“kalau ia sudah sadar, kau katakan baik-baik ya padanya agar ia tak melakukan hal seperti itu lagi,” ucapku. Key memandang kearahku penuh misteri.

“kau kenapa pergi berkeliaran seperti ini? Kau tak tahu disana sudah ada yang menjemputmu –menunjuk ke pojok lorong-“ ucap Key.

Aku tak mengerti apa maksudnya.

“maksudmu Key?” tanyaku.

“ya, Jiyeon-ah. Kini kau sudah menjadi ruh, dan malaikat itu sudah datang untuk menjemputmu pergi. Sekarang, lebih baik kau pergi dan damai disana Jiyeon-ah..” nasehat Key.

Seseorang yang Key sebut malaikat itu menghampiri kami.

“Jiyeon-ssi, kini sudah waktunya.” Ucap seseorang itu. Aku tak mengerti.

“waktu..apa? aku tak mengerti,”

“kau sudah harus pergi dari sini, dan hidup damai di surga.”

Maksudmu? Aku akan mati? Ya tidak mau! Aku belum siap. Aku belum mengatakan yang sejujurnya pada Taemin apa yang terjadi diantara aku dan Minho oppa.

“shireo! Aku masih ingin bertemu seseorang..” ucapku, memohon.

Malaikat itu menatapku lama. Aku tak ingin pergi sebelum aku bicara pada Taemin.

“kau memikirkan seseorang? Taemin?” tanyanya. Aku menangguk.

“jadi kumohon jangan pinta aku pergi sekarang.” Ucapku.

Kulihat malaikat itu memandang kedalam ruang ICU tempat dimana Jieun dirawat. Aku ikut melihatnya. Nyawa Jieun masih dapat tertolong, sedangkan aku? Nihil.

“kau bisa meminjam raga yeoja itu untuk berbicara pada Taemin.” Ucapnya, datar. Kenapa harus meminjam raga Jieun? Kenapa tidak dengan ragaku saja.

“kenapa harus Jieun? Tidak bisakah kau mengembalikan ruhku kedalam ragaku?” pintaku. Ia menggeleng dan tetap dengan wajah datarnya.

“aku sudah memberimu tawaran, jika kau tak mau maka ikutlah denganku.” Ye? Ah ye aku mau.

“eo? Ne ne aku mau.” Ucapku. Aku memandang kearah Key. Ia tidak ada.

“kemana key?” tanyaku sendiri.

“kau tak lihat? Ia pergi untuk membayar semua administrasi Jieun disini.” Eo? Aku tak menyadari kepergian Key. Lalu, jika aku berada di raga Jieun, apa yang harus kukatakan pada Key..

Aku dan malaikat masuk ke ruang ICU.

“kau punya waktu hanya 3 hari” ucapnya.

“ye? 3 hari? Itu sangat sebentar!” protesku.

“bagaimana kalau 7 hari?” negoku. Ia menggeleng.

“3 hari.” Ucapnya kembali.

“aish, 6 hari?” ia tetap menggeleng.

“5 hari?” tawarnya. 5 hari, waktu yang cukup lama untuk menemui Taemin.

“ne, baik 5 hari.” Ucapku. 5 hari ya…

“tapi ingat, sebelum tengah malam di hari terakhir, kau sudah harus melaksanakan semua yang kau inginkan, arrasseo?” aku mengangguk setuju.

“ne, arrasseo..” ia memintaku untuk mendekati Jieun, aku perlahan memasuki raganya dan semuanya gelap.

JIYEON POV END

JIYEON as JIEUN POV

Aku membuka mataku. Ini ada dimana? Kenapa putih. Aku melihat seorang yang tadi bersamaku, ya itu malaikat yang akan menjemputku. Dan tetap dengan tampang datarnya. Sebenarnya ia tampan, hanya saja ia begitu dingin.

Kini aku berada di raga Jieun, teman sekelas Taemin dan ia adalah kekasih Key, teman baru yang baru saja kutemui.

“ingat, waktumu hanya 5 hari, Jiyeon-ssi.” Ucapnya dan lalu pergi. Aku mengangguk setuju dan kulihat suster masuk dan segera meminta temannya untuk memanggil dokter.

**

Tidak mungkin dalam waktu 5 hari aku dapat berbicara dengan Taemin. Dengan raga Jieun, ia pasti akan heran kenapa aku ingin berbicara serius dengannya.

Aku bercermin. Tak kusangka Jieun secantik ini, pantas Key menyayanginya.

“kau siapa?” ucap diriku sendiri. Apa ini Jieun yang berbicara?

“siapa kau? Aku merasa ada seseorang lain didalam diriku, kau siapa?” tanya diriku kembali. Haruskah aku keluar untuk memperlihatkan diriku sendiri.

Tsaah~~

JIYEON as JIEUN POV END

AUTHOR POV

Jiyeon keluar dari raga Jieun. Jieun terkejut melihat sosok Jiyeon dihadapannya.

“k-kau siapa??” tanya penuh rasa takut.

“gwaenchana Jieun-ssi. Aku teman sekampusmu. Park Jiyeon. Maaf, mungkin aku sudah membuatmu takut.” Jelas Jiyeon.

“l-lalu apa maumu? Kenapa kau bisa keluar dari dalam tubuhku?” tanyanya.

Jiyeon menjelaskan yang sesungguhnya pada Jieun. Jieun pun terkejut mendengar kisah Jiyeon. Jiyeon menangis menceritakan hal yang terjadi pada dirinya. Jieun mengerti apa perasaan Jiyeon dan mencoba menenangkannya.

“maaf, aku benar-benar tidak tahu kalau Taemin seperti itu,” ucap Jieun.

“aniya Jieun-ah, sedari awal memang aku yang salah. Aku patut merasakan seperti ini, namun sebelum aku benar-benar pergi, aku hanya ingin menjelaskan hal yang sebenarnya padanya. Dan..aku hanya diberi waktu 5 hari dan aku harus mengatakannya lewat dirimu..” jelas Jiyeon.

Jieun mengangguk mengerti dan iapun tersenyum.

“gwaenchana, kalau itu yang kau mau aku akan bantu.” Ucap Jieun. Jiyeon tersenyum bahagia dan berterima kasih pada Jieun.

“ah, kamsahamnida Jieun-ah” ucapnya sambil menahan rasa tangis.

**

#Day1

Jieun berjalan memasuki ruang kelasnya dan duduk dibangku kosong tepat disebelah Taemin.

“jeogiyo, boleh duduk disini?” izin Jieun. Taemin menoleh sebentar dan mengangguk pelan.

“ah, kamsahamnida” ucap Jieun sedikit kikuk.

“ne, Jieun-ssi.” Ucap Taemin.

Jieun memperhatikan Taemin yang sedang asyik membaca bukunya. Taemin yang merasa diperhatikan akhhirnya menoleh kearah Jieun.

“apa ada yang salah denganku sehingga kau memperhatikanku seperti itu?” tanya Taemin sedikit ketus.

“ah aniyo. Aku hanya memperhatikan buku yang kau baca. Ternyata kau membaca buku itu ya. Senang sekali..” ucap Jieun yang sebenarnya itu adalah Jiyeon yang berbicara. Taemin semakin tak mengerti ucapan Jieun.

“eo, baiklah.” Ucap Taemin aneh. Jieun tersenyum sendiri melihat taemin seperti itu.

**

“hanya sendiri?” tanya Jieun pada Taemin yang sedang makan di kantin kampus.

“kau lagi, iya, waeyo?”

“aku juga sendiri, boleh makan bersama?” tanya Jieun. Taemin yang sebenarnya merasa terganggu dengan terpaksa memperbolehkannya.

“ne, silahkan Jieun-ssi.”

Jieun duduk dengan senang dan menyantap makanannya.

“hmm, mianhae kalau pertanyaan sedikit menyakitimu. Apa kau kenal Jiyeon?” tanya Jieun tiba-tiba.

Taemin hanya memandang Jieun dengan flat face nya.

“kenal, waeyo?” tanyanya balik.

“hmm aniyo, hanya bertanya. Eo, aku ini teman lama Jiyeon hehehe,” cengenges Jieun. Taemin tetap memandang aneh pada Jieun.

“mau kau temannya atau tidak, itu bukan urusanku kan? Dan lagi, aku malas mendengar seseorang membahas Jiyeon didepanku.” To the point Taemin.

‘sakit sekali ia berkata seperti itu dihadapanku, Jieun-ah’ ucap Jiyeon dalam hati kepada Jieun.

“eo, mianhae kalau membicarakannya depanmu seperti ini. Kudengar ia koma di rumah sakit sekarang ini, benarkah?” tanyanya kembali.

‘aku harap kau tidak berkata yang menyakitkan padaku, Taemin..’

“molla. Tetapi yang kudengar juga seperti itu. Ya tetapi lagi dan lagi itu bukan urusanku mau ia sakit atau tidak sudah bukan urusanku. Aku pergi dulu, Jieun-ssi. Permisi.” Ucapnya.

Jieun hanya memandang Taemin hingga ia pergi jauh.

Tsaaah~

“aku tak tahu ia semarah itu padamu Jiyeon-ah” ucap Jieun.

“memang seperti itu. Lalu aku harus bagaimana?” ucap Jiyeon sambil menangis.

“besok kita akan mencobanya lagi, ya. Sudahlah kau jangan menangis dulu, sekarang ayo kita pulang saja.”

**

#Day2

‘aku masih takut perkataan Taemin kemarin’ Jiyeon berkata pada Jieun.

“kalau tidak dicoba, tidak akan berhasil Jiyeon-ah. Itu dia. Taemin-ah” panggil Jieun dan berlari menghampiri Taemin.

“waeyo?”

“apa keadaan Jiyeon membaik?” tanya Jieun basa-basi.

Taemin yang sedang berlatih basket melempar bola basket itu ke lapangan.

“kau, sudah kubilang itu bukan urusanku!” ucap Taemin sedikit kasar.

“wae-waeyo?” ucap Jieun menahan tangis.

“kalau kau ingin tahu…tanyakan saja pada Choi Minho.” Ucapnya dan pergi.

Jieun menangis mendengar perkataan Taemin seperti itu dan segera pergi berlari ke taman tempat dimana Jiyeon menenangkan diri.

Tsaaaah~~

“Jiyeon-ah…” panggil Jieun. Jieun tak tega melihat Jiyeon menangis seperti itu.

“Waktuku hanya tinggal 3 hari lagi Jieun-ah.” Ucap Jiyeon disela-sela tangisnya. Jieun duduk mendekat pada Jiyeon.

“kalau boleh kutahu, Choi Minho itu, siapa?”

“dia sunbaeku. Dia oppaku. Taemin mengira kami memiliki hubungan spesial, tetapi pada nyatanya aku hanya menganggap Minho oppa itu hanya oppaku.” Jelas Jiyeon.

Jieun membiarkan Jiyeon menangis hingga ia tenang sendiri.

Selang beberapa menit, Jiyeon sudah merasa lebih tenang. Jiyeon melihat kearah Jieun yang sedang terdiam.

“Jieun-ah, aku boleh tanya sesuatu?” Jieun menangguk.

“boleh, kau mau tanya apa?”

“kau menyukai tempat ini?” Jieun menangguk.

“sangat suka. Tempat ini tempat yang dapat membuat perasaanku lebih tenang dan damai. Waeyo?” tanya balik Jieun.

“aniyo, aku juga menyukai tempat ini. Dan merasakan hal yang sama denganmu. Hmm, kau tahu? Saat itu aku menemukanmu di tempat ini dengan keadaan kritis. Beruntung sekali aku bertemu dengan kekasihmu saat itu dan cepat menolongmu, hihi” jelas Jiyeon.

‘kekasih?’ gumam Jieun.

“kekasih yang kau maksud, siapa?” tanya balik Jieun.

“kekasihmu, masa kau tak mengenali kekasihmu sendiri.”

“siapa? Aku tak memiliki kekasih..”

“Key. Namja berkacamata berambut kuning dan bertubuh tinggi kurus. Ia kekasihmu kan?”

Jieun terdiam sejenak. Dan seketika air matanya turun begitu derasnya.

“Ji-jieun-ah, waeyo? Kenapa kau menangis?” panik Jiyeon.

Segera Jieun menghapus air mata dipipinya.

“hmm ani, gwenchana. Aku hanya sedikit terkejut. Aku sudah tidak bersama dengannya lagi, Jiyeon-ah. Ternyata dia masih menganggapku kekasihnya ya, ckck” kekeh Jieun.

Jiyeon tak mengerti apa yang dikatakan Jieun.

“sudahlah, aku dan Key itu sudah tidak memiliki hubungan. Jika kau bertemu dengannya, sampaikan padanya jangan menganggapku kekasihnya kembali. Jiyeon-ah, sudah mulai gelap. Sebaiknya kita pulang.” Ajak Jieun.

**

#Day3

At Seoul Hospital

“Oppa, Jiyeon masih tak sadarkan diri” ucap Luna. Minho hanya terdiam dan kembali melihat Jiyeon dari luar ruangan.

‘kapan kau akan sadar Jiyeon-ah..’ gumam Minho.

Dari kejauhan terlihat seseorang datang menghampiri Minho dan Luna.

“annyeonghasseyo –bow-“ sapanya. Minho dan Luna menyapanya balik.

“kau..” tanya Minho dan lalu orang tersebut segera memotong perkataan Minho.

“ah, aku Jieun, teman lama Jiyeon. Salam kenal –bow-“ ucap Jieun. Minho dan Luna masih bingung atas kehadiran Jieun.

“aku datang kesini untuk menjenguk Jiyeon, kudengar ia koma, aku sangat sedih” ucap Jieun. Luna menenangkan Jieun, begitu juga dengan Minho.

“sudah beberapa hari ini Jiyeon koma, ia tertabrak mobil beberapa hari lalu. Kita doakan saja semoga keadaan Jiyeon nantinya akan baik-baik saja.” Papar Minho.

‘Minho oppa, gomawo…’ ucap Jiyeon dibalik raga Jieun.

Jieun mengangguk mengerti.

Jieun dan Luna berbincang bersama.

“Luna-ya, apa kau tahu hubungan Jiyeon dengan Taemin? Aku sekelas dengan Taemin tapi aku tidak tahu sifat Taemin sendiri.” Tanya Jieun. Luna hanya terdiam dan tak menjawab.

“Luna-ya…”

“dari yang kudengar, penyebab mengapa Jiyeon seperti ini sekarang karena ia mengejar Taemin dijalan, tetapi Taemin menghiraukannya. Jiyeon tak melihat ke kanan-kiri dan terus berjalan mengejar Taemin yang berada didepannya hingga akhirnya ia tertabrak. Ia mengalamai pendarahan pada otak, dan dokter bilang kondisinya belum bisa dipastikan apa ia akan membaik atau tidak. Aku tak mengerti mengapa Taemin bisa seperti itu, yang kuinginkan hanya ia mendengarkan penjelasan Jiyeon sebentar saja, dan ini. Aku cukup kecewa mendengar kabar ini. Dan sekarang..” ucap Luna terhenti.

“se-sekarang apa?” tanya Jieun penuh tanya.

“Taemin tak pernah datang menengok Jiyeon. Ia terakhir kesini saat pertama kali Jiyeon dibawa kesini. Lalu sejak itu ia pergi, tak tahu kemana ia sekarang.” Ucap Luna mengakhiri penjelasannya.

‘tidak Luna, itu bukan salah Taemin, sungguh. Ini kesalahanku sepenuhnya’

Jieun hanya mengangguk mengerti apa sebenarnya yang terjadi terhadap Jiyeon dan Taemin. Jieun pamit pulang pada Luna.

“kalau begitu aku pamit, tolong sampaikan salamku pada Minho sunbae ya,” ucap Jieun yang dijawab anggukan oleh Luna.

**

“aku mengerti mengapa kau sangat ingin berbicara dengan Taemin, Jiyeon-ah,” ucap Jieun saat perjalanan pulang sedari rumah sakit. Jiyeon hanya tersenyum penuh kepalsuan.

“Jieun-ah, Key satu kampus dengan kita?” tanya Jiyeon. Jieun terdiam dan hanya terdiam.

“Jieun-ah, aku..”

“ikut aku.” Ajak Jieun.

Dengan menempuh perjalanan sekitar satu jam, Jieun mengajak ke sebuah tempat, tepatnya di sebuah kuil di dekat pantai. Jieun masuk ke dalam suatu ruangan yang sangat tertutup. Jiyeon mengikutinya. Disana terdapat sebuah peti berwarna coklat dan karangan bunga disekitarnya. Jiyeon tak mengerti maksud tempat ini.

“Jiyeon-ah, kesini” panggil Jieun. Jiyeon menghampiri Jieun. Jieun membuka peti tersebut dan spontan Jiyeon terkejut melihatnya.

“Key..” ucap Jiyeon pelan. Jieun hanya tersenyum miris mendengar nama itu terucap kembali.

Mereka berdua duduk dipinggir pantai dan merasakan angin-angin pantai dan juga suara deru ombak. Jiyeon masih tak habis pikir dengan apa yang ia lihat. Namja yang ditemuinya saat menolong Jieun tempo lalu, ternyata ia sudah tidak ada disini, mendului dirinya.

“sekarang kau tahu kan, mengapa aku mengatakan padamu bahwa ia bukan kekasihku dan calon suamiku lagi?” Jiyeon terkejut mendengar ucapan Jieun.

“calon suami?” Jieun hanya mengangguk dan kemudian menangis. Jiyeon menenangkan Jieun dan memeluknya.

“Key ditembak oleh seseorang tak dikenal saat hari pernikahan kami berlangsung. Saat mengucapkan janji-janji, Key tertembak dan terjatuh dihadapanku. Ia sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong.” Kemudian Jieun berhenti dan menangis kembali.

“Jieun-ah”

“maka dari itu, aku mencari tahu siapa namja yang melakukan itu terhadap Key. Saat kuselidiki ternyata itu adalah mantan kekasihku. Ia tak ingin aku hidup bahagia bersama dengan Key, maka ia membunuh Key. Aku sangat benci dan dendam terhadapnya.” Ucap Jieun.

Jiyeon mencoba menenangkan Jieun yang semakin menangis dengan derasnya.

“seharusnya, kau tak menolongku saat itu. Aku ingin menyusul Key. Aku ingin hidup bahagia dengannya disana, tidak seperti sekarang ini.” Sesal Jieun. Jiyeon hanya terdiam mendengarnya.

“mianhae, aku hanya tak ingin melihat kau mati. Kufikir kau masih memiliki banyak hal yang harus kau lakukan diwaktu ke depan. Tidak sepertiku, aku takkan bisa hidup kembali. Kini aku hanya menunggu waktu itu datang. Seseorang itu akan menjemputku kembali dan membawaku pergi. Tetapi, aku masih tak bisa tinggal sampai aku harus bisa berbicara dengan Taemin…” cerita Jiyeon. Jieun menunduk malu mendengarnya.

“kau tak boleh melakukan hal itu lagi, Jieun-ah. Jika kau menyayangi Key, teruslah hidup. Bahagialah untuk ke depannya. Key akan melihatmu dari surga dan ia akan tersenyum seperti saat-saat kebahagaian kalian berdua” ucap Jiyeon pada Jieun. Jieun mengangguk mengerti. Di belakang sana terdapat namja bertubuh tinggi berambut pirang tersebut yang sedang memperhatikan keduanya dan tersenyum pada Jiyeon.

**

“kenapa kau tidak mengatakannya dari awal?”kesal Jiyeon pada Key.

-tertawa- memang aku harus mengatakan apa?” balik tanya Key. Jiyeon yang kesal mendengarkan Key kemudian menjitaknya.

“ya! Kufikir kau manusia yang benar-benar bisa melihatku, ternyata kau sama dengannya denganku.”

“haha mianhae. Aku hanya sedang ingin mengunjungi Jieun di kampus. Ternyata kulihat kau seperti sedang kebingungan saat itu dan saat kuketahui ternyata Jieun bertindak seperti itu, aku sangat kesal. Tetapi, bersyukurlah sekarang kondisinya sudah membaik. Bagaimana denganmu? Apa sudah menjalankan tugas akhirmu dengan namja yang ingin kau temui itu?” tanya Key. Jiyeon hanya menggeleng.

“belum, aku belum bisa berbicara dengannya.” Ucap Jiyeon dengan nada yang sangat sedih.

“waktumu hanya tinggal 48jam lagi kan?” Jiyeon mengangguk.

“berjuanglah! Aku yakin kau bisa” ucap Key memberi semangat. Jiyeon mengangguk penuh semangat.

#Day4

Jieun mencari-cari keberadaan Taemin di kampus dan hasilnya nihil. Ia tak ada di kampus. Sedangkan sisa waktu Jiyeon untuk di dunia ini hanya tinggal 24 jam lagi.

“Jiyeon maafkan aku tak bisa menemukan Taemin saat ini” ucap Jieun. Jiyeon tertunduk lesu.

“apa kau tahu tempat yang paling Taemin suka?” tanya Jieun kembali. Jiyeon memikirkan suatu hal dan tersenyum mengangguk.

“aku tahu, kajja. Kita kesana” ucapnya.

**

Benar saja, di tempat ini, lebih tepatnya cafe di suatu sudut kota yang tak begitu ramai namun sangat indah untuk dikunjungi, disana terlihat Taemin duduk disalah satu bangku dekat jendela sendiri sambil menikmati secangkir kopi hangat dan tetap mendengarkan musik dengan earphone nya.

“Taemin-ssi.” Panggil Jieun dan menghampirinya. Taemin melihatnya dan memasang wajah dinginnya kembali.

“ya? Mau apa lagi?” Jieun menarik nafasnya dalam-dalam.

“Taemin-ah, aku ingin bicara soal…” ucap Jieun yang sebenarnya itu adalah Jiyeon yang berbicara.

“jika kau ingin berbicara denganku soal Jiyeon, lebih baik aku pergi.” Ucapnya dan kemudian pergi dan meninggalkannya.

Jieun melihat itu dan menangis mendengar perkataan Taemin yang begitu menyakitkan.

“Jieun-ah…” panggil Jiyeon dan kemudian menangis.

**

Jiyeon sengaja tak bersama Jieun saat ini karna Jiyeon tak ingin mengganggu Jieun yang sedang kuliah hingga malam. Jiyeon pulang ke rumahnya yang kosong dan tak ada siapa-siapa disana. Jiyeon memasuki kamar yang selama ini ia tempati. Disana terdapat banyak kenangan yang ia alami selama ini. Tak lupa ia memperhatikan isi meja riasnya dan meja belajarnya yang penuh dengan frame-frame fotonya dengan Taemin. Jiyeon melihatnya sebentar lalu menaruhnya kembali.

“besok aku akan pergi dari sini, Taemin-ah…” ucapnya pada dirinya sendiri.

Melihat beberapa selca dirinya dengan Taemin membuatnya semakin tak ingin pergi.

“tapi ini sudah keputusannya.” Ucapnya dan kemudian menangis.

Sebuah cahaya yang sangat berkilau muncul dihadapan Jiyeon. Jiyeon melihatnya dan ternyata itu adalah seseorang yang bertugas menjemputnya.

“kau lagi..” ucap Jiyeon.

“waktumu hanya tinggal esok. Jika lebih dari tengah malam kau tidak menjalankan tugas akhirmu, maka dengan terpaksa aku akan menjemputmu.” Ucapnya. Jiyeon tertunduk lesu dan mengangguk.

“tugas akhirku tidak akan terlaksana sampai esok. Mungkin kau bisa membawaku pergi sekarang.” Ucap Jiyeon. Seseorang itu tersenyum dan kemudian mengajak Jiyeon pergi.

**

AUTHOR POV END

JIYEON POV

Badanku terasa begitu lemas. Aku membuka kedua mataku dan melihat lampu kamarku menyala. Bukan, ini bukan kamarku, melainkan ini rumah sakit. Aku di rumah sakit? Aku kenapa? Aku melihat banyak selang dan aku menggunakan alat bantu pernapasan dimulutku. Disampingku terdapat alat pendeteksi jantung. Jadi aku benar-benar begitu parah? Kulihat diluar sana ada seseorang yang melihatku dan berlari dari sana. Tak lama suster datang bersama dengan dokter dan memeriksaku. Tak lama, kulihat Luna dan Minho oppa masuk untuk melihatku.

**

The last day…

“Jiyeon-ah, dokter bilang kau bisa dirawat di ruang inap sekarang. Keadaanmu membaik. Sekarang kau makan ya nanti minum obat.” Ucap Luna panjang lebar. Aku hanya mengangguk. Keadaanku memang membaik, tapi aku akan pergi tengah malam nanti. Sang penjemputku semalam memberikan kesempatan terakhirku untuk bisa bertemu dengan orang-orang yang kusayangi. Jadi ia memberikanku kesempatan untuk masuk kedalam raga tubuhku ini.

“ne Luna-ya. Hmm, Luna-ya..” panggilku. Luna menoleh.

“ya? Kau mau apa Jiyeon-ah?”

“bisa kau panggil Jieun kesini?”

Tak berapa lama, Jieun datang dengan membawa bunga. Aku senang, aku baru mengenalinya beberapa hari lalu, meminjam raganya, dan sekarang aku merasa begitu akrab dengannya.

“tak kusangka kau sadar Jiyeon-ah. Aku sangat senang” ucap Jieun dengan senang. Ia melupakannya bahwa malam ini aku akan pergi.

“kau sudah bertemu Taemin hari ini?” tanyaku. Jieun menggeleng. Baiklah, memang sudah tidak dapat kuharapkan lagi untuk bertemu dan berbicara dengannya.

“kau masih ingin…”

“sudah tidak Jieun-ah. Aku rasa sudah cukup,” ucapku, miris. Jieun melihatku dengan tatapan aneh.

“aku akan membuatnya datang kesini, Jiyeon-ah” ucapnya dan segera pergi.

“ya! Jieun-ah.”

Kini sendiri kembali aku dalam kamar ini. Minho oppa tak dapat datang kesini karna ia harus pergi untuk meneliti tugas kuliahnya. Luna juga, ia kusuruh pulang dan pergi ke kampus.

“Jiyeon-ah,” panggil seseorang dan itu adalah Key.

“kau..”

“aku kesini untuk melihatmu dan Jieun. Bisa kau sampaikan salamku untuknya?” aku mengangguk.

JIYEON POV END

AUTHOR POV

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam KST. Jiyeon masih sendiri dalam kamarnya dan hanya melihat jam di kamarnya.

“Kurang lebih empat jam lagi” ucapnya pada diri sendiri. Jiyeon mengambil ponselnya. Terpasang wallpaper fotonya dengan Taemin saat mereka berlibur bersama ke Busan beberapa bulan lalu. Ia tersenyum sendiri melihatnya. Ia menyalakan sebuah lagu yang sangat ia suka. Lagu yang dinyanyikan Taemin untuknya, “it’s you”. Jiyeon mendengarkannya dan memeluk boneka kecil yang ia dapatkan dari Taemin ketika hari jadi mereka yang ke 99 hari.

I stay with you
I still need you

eotteongeotdo neol daesinhal su eobseo
Cause I love you gidaryeojwo
nae mam jeonhaejulkke

Jiyeon menyanyikan beberapa lirik lagunya. Tersenyum miris mendengarkannya.

“Jiyeon-ah!!” Panggil seseorang dan segera memeluk Jiyeon dengan eratnya.

Jieun berdiri didepan pintu dan tersenyum melihatnya. Jieun pergi meninggalkan mereka berdua.

“Tae-taemin?” ucap Jiyeon tak percaya.

“maafkan aku. Ini semua salahku, Jiyeon-ah. Maafkan aku..” ucapnya.

*flashback*

Taemin melihat Jiyeon tergeletak tak berdaya dan darah yang keluar dari kepalanya dihadapannya dengan segera meminta polisi untuk segera memanggil ambulance.

“cepat panggil ambulance, Pak!” teriak Taemin dan terus memeluk Jiyeon.

“Jiyeon-ah, bertahan sebentar. Ambulance akan segera datang.” Ucap Taemin dengan paniknya. Ia begitu panik melihat Jiyeon seperti ini.

Ambulance datang dan Taemin segera masuk ke dalamnya.

Selama perjalanan tak pernah Taemi berhentu berdoa demi Jiyeon.

“kumohon kau sadar, Jiyeon-ah,” harap Taemin. Tangan Taemin terus menggenggam tangan Jiyeon. Taemin membelai pipi dan rambut Jiyeon dan menangis.

“maafkan aku..” ucapnya.

Sesampainya di rumah sakit, Jiyeon segera dilarikan ke UGD. Taemin menunggunya diluar dan terus menampakkan wajah khawatir dan takutnya. Tak berapa lama, Luna datang dengan Minho dan dengan segera Taemin menampakkan tampang dingin yang biasa ia perlihatkan kepada mereka.

“Taemin-ah?” panggil Luna. Taemin kembali diam dingin seperti biasa.

“aku kebetulan melihatnya dan membawanya kesini.” Ucap Taemin dingin. Minho dengan panik segera mendatangi dokter yan akan memeriksa Jiyeon. Luna hanya terdiam menangis. Taemin terduduk diam dan masih dengan tatapan dinginnya.

‘maafkan aku Jiyeon..aku akan bertanggung jawab sepenuhnya soal ini. Aku akan terus mengunjungimu setiap waktu, aku akan menunggumu untuk segera sadar, aku akan menjagamu, aku tidak akan mendiamimu lagi, ini semua salahku, kau tak perlu minta maaf, aku egois bersikap seperti ini, maafkan aku…’ ucap Taemin dan berjanji.

**

Keesokan harinya, Taemin datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi Jiyeon. Dokter mengatakan hanya 40% kemungkinan Jiyeon dapat bertahan hidup. Taemin diam tak mengusik pernyataan dokter tersebut. Ia kembali melihat kedalam ruang dan melihat Jiyeon yang lemah berbaring disana.

‘kau harus bangun, Jiyeon-ah..’

Taemin masuk kedalam dengan menggunakan masker dan segala pakaian rumah sakit. Ia duduk disamping Jiyeon dan terus menggenggam tangan Jiyeon.

“Jiyeon-ah, kau harus sadar. Kau harus terus bersamaku, aku janji itu.” Ucap Taemin pelan ditelinga Jiyeon lalu mengecup pipi Jiyeon penuh kelembutan. Taemin pergi meninggalkan Jiyeon yang sendiri terbaring lemah disana.

**

Taemin datang ke rumah sakit untuk melihat Jiyeon, namun ia mengurungkan niatnya karna disana ada Luna, Minho dan Jieun. Mengingat soal Jieun yang dengan tiba-tiba mendekatinya dan bertanya-tanya soal Jiyeon kepadanya.

“aku mengatakan itu pada Jieun semata-mata karna aku menutupi kesedihanku akan apa yang terjadi saat ini” ucapanya pada diri sendiri. Melihat Jieun berjalan meninggalkan rumah sakit, Taemin segera pergi menjauh dari rumah sakit.

**

Taemin pergi ke cafe tempat dimana ia menyatakan perasaannya pada Jiyeon 2 tahun silam dan duduk ditempat favorit mereka. Taemin menikmati secangkir kopi hangat dan mendengarkan sebuah lagu yang diberikan Jiyeon untuknya. Ia terus memikirkan bagaimana kondisi Jiyeon.

“seharusnya aku tak melakukan ini padamu, Jiyeon-ah” sesal Taemin.

Taemin menikmati kopi hangatnya dan mendengarkan suara merdu Jiyeon dari mp4 nya. Lagu yang Jiyeon nyanyikan, “day by day” terputar dalam mp4 nya.

 

 

 

haru haru jinagamyeon
baramgyeore sillyeooneun
naui kkumdeuri nareul chaeugo

orae jeon nae ilgi soge
yagsokaesseotdeon geotcheoreom
haru haru jichiji anhgil barae

 

Jieun datang menghampirinya. Taemin sudah tahu, Jieun pasti akan menanyakan Jiyeon. Sebelum Jieun menyelesaikan ucapannya, Taemin pergi dan meninggalkannya. Menahan tangis karna Jiyeon, itulah yang dirasakannya.

**

“Taemin-ah!! Apa kau tak ingin bertemu dengannya, untuk terakhir kalinya?” ucap Jieun pada Taemin. Taemin terdiam tak mengerti apa yang dikatakan Jieun.

“kau tahu? Akupun tak mengerti apa yang terjadi sebenarnya, hanya saja Jiyeon telah menolongku. Kini aku harus menolongnya, membawamu untuk bertemu dengannya sebentar saja. Ia sangat mencintaimu, Taemin-ah. Disaat teman-temannya menyalahkanmu karna kau yang telah membuat Jiyeon tertabrak, ia dengan tegasnya mengatakan bahwa itu salahnya dan terus membelamu. Ia terus membicarakanmu. Kau tahu apa perasaannya saat kau bilang padaku bahwa kau tak suka jika membicarakannya didepanmu? Ia sangat sakit mendengar itu, Taemin. Kini, terserah jika kau ingin bertemu dengannya, kau bisa ikut aku. Jika tidak, aku tidak akan memaksa. Annyeong” Jieun pergi meninggalkannya.

Taemin terdiam cukup lama mendengar apa yang dibicarakan Jieun. Dan segera menyusul Jieun pergi.

*flashback end*

Taemin mengajak Jiyeon keluar dan duduk di taman rumah sakit. Dokter sudah melarangnya, tetapi Jiyeon menginginkannya dan hanya sebentar. Mengingat waktu sudah hampir jam 11 malam. Dengan duduk dikursi roda dan infus yg tetap ditangannya, Jiyeon duduk dan Taemin berdiri disampingnya.

“selama ini, akulah yang salah, Jiyeonnie.” Ucap Taemin. “maafkan aku. Seharusnya aku tak bersikap seperti ini padamu, aku yang salah. Aku hanya cemburu melihatmu dengan Minho sunbae. Aku hanya tak ingin kau dengan namja lain. Aku hanya ingin kau denganku. Hanya denganku, tidak yang lain. Maafkan aku.” Ucapnya. Jiyeon hanya tersenyum miris mendengarnya.

“tidak, aku yang salah. Memang seharusnya aku tidak berlaku seperti itu. Tetapi aku hanya ingin mengatakan padamu. Aku dan Minho oppa hanya sebatas adik-kakak, tidak lebih. Minho oppa sangat peduli terhadapku karna ia memang sudah menganggapku sebagai adiknya saja, tidak lebih, Taemin-ah,” jelas Jiyeon.

“selama ini aku ingin mengatakan itu padamu, tetapi kau marah –tertawa pelan- tapi sekarang aku sudah sedikit tenang, karna aku sudah mengatakannya..” ucap Jiyeon pelan.

Taemin melihat kearah Jiyeon yang sudah begitu pucat.

‘tuhan kumohon jangan kau bawa Jiyeon pergi dariku..’ pinta Taemin dalam doanya.

“Taemin-ah, sekarang jam berapa?” tanya Jiyeon. Taemin tak memberi tahunya.

“memangnya kenapa? Kau kedinginan ya? Ayo, kita masuk ke dalam. Kau tidur dan istirahat ya” tetapi Jiyeon menggeleng cepat.

“shireo! Aku mau disini.” Mohon Jiyeon. Taemin tak bisa membantah permintaanya.

“ne, baiklah. Tetapi sebelum jam 12 kau harus balik ke kamar, ne?” Jiyeon mengangguk.

Taemin duduk di rerumputan sementara Jiyeon dikursi rodanya.

“Taemin-ah, aku ingin duduk disampingmu,” pintanya.

“ya, disini dingin. Nanti kau kedinginan, aku tak membawa jaket lagi, Jiyeonnie” nasehat Taemin. Tetapi Jiyeon tetap ingin duduk disampingnya dan dengan terpaksa Taemin mengijinkannya.

Jiyeon bersandar pada dada bidang Taemin dan Taemin memeluknya.

“aku suka seperti ini, Taemin-ah, sarangahae..” ucap Jiyeon. Taemin mencium pucuk kepala Jiyeon dan memeluknya.

Keheningan terjadi begitu lama hingga waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.

“Jiyeon-ah, sudah jam 12, kita masuk ya.” Ucap Taemin. Tak ada jawaban dari Jiyeon. Taemin melihat Jiyeon tertidur di pelukannya. Taemin tidak berani membangunkannya. Digenggamnya tangan Jiyeon.

‘dingin sekali..’ gumamnya. Taemin memegang pipi Jiyeon yang sudah dingin juga. Seketika Taemin panik melihatnya.

“Ji-jiyeon-ah..” panggilnya. Ia memeriksa detak jantungnya.

“nihil…” ucapnya. Taemin memeluknya erat dan menangis.

“Jiyeon-ah, kumohon jangan pergi…” ucapnya berulang dan menangis.           

“Lee Taemin-ssi?” panggil seseorang.

“Jiyeon-ah..kumohon jangan meninggalkanku,” ucap Taemin berulang kali.

“LEE TAEMIN-SSI! Jika kau masih tertidur di kelasku, keluarlah kau dari kelasku!” bentar seseorang dan membangunkan Taemin dari tidurnya.

“ah, ye Mr?” ucap Taemin yang masih dalam keadaan setengah sadar karna baru terbangun. Semua yang ada didalam kelas tertawa meliha tingkah Taemin. Taemin melihat kesekeliling dengan malunya.

“sekarang kau keluar dari kelasku.” Bentar Mr.Kang. Taemin menurut dan pergi keluar.

Ia berjalan dan bergumam sendiri.

“jadi itu hanya mimpi ya…” ucapnya pada diri sendiri.

“Taemin-ah!” panggil seorang dibelakang. Taemin menoleh dan tersenyum manis kepadanya.

“waeyo?” ucapnya lembut. Seseorang yang memanggilnya itu memasang tampang aneh.

“kau sudah tak marah denganku?” ucapnya pelan. Taemin menggeleng.

“ani, Jiyeon-ah. Aku sudah mengetahuinya kok. Kajja, kita pergi minum ke cafe favorit kita,” ajak Taemin dan menggandeng Jiyeon. Jiyeon yang melihat itu bingung dan tak mengerti.

“kajja, Jiyeon-ah,” panggil Taemin. Jiyeon tersenyum manis dan berjalan disampingnya. “ne, Taemin-ah.”

Mereka pergi dengan kebahagian diantara keduanya.

-THE END-

30 Responses to “[FF TAEJI] 5 DAYS”

  1. talithaJiyeonClouds December 22, 2012 at 5:08 pm #

    omo jinjja. Hahhah udh deg2 kirain jiyeon bakal meninggal ternyata?? Just dream.. #leganyaa kekekekek
    ditunggu yah kelanjutannya wgmnya lagi hehehe

    • taejishipper December 22, 2012 at 6:44 pm #

      siip 🙂 proses ya 🙂 ngegantiin wgmnya jadi 5 days kukasih yaaa

  2. iineey December 22, 2012 at 7:29 pm #

    Daebakkkkk….. Kirain jiyeon bener2 meninggal… Ehh ƍäªk tau nya hanya mimpi….
    FF nya bener2 kerenz thorrr… Di luar prediksi…

    WGM TaeJi nya kapan thorrr… Di tunggu lohh
    ^^

    • taejishipper December 22, 2012 at 8:35 pm #

      makasih ya 🙂 wgmnya lagi proses >,<

  3. lian December 22, 2012 at 8:45 pm #

    hehehe salah prediksi!
    q pkir jiyeon beneran mati!untung ny cma mimpi!hehehe

  4. 21liana December 24, 2012 at 1:57 am #

    huaaaaaaaaa…aaa…
    huaaaaaaa…aaaa…
    huaaaaa…aaaaa#yaahentikanmulailagilebay’a

    aigoo eon, pas awal” sedih amat ya cerita’, aku sampe meneteskan air mata 3 amber#dasarlebaypakebawa”f(x)segala#plakkk lewatkan

    tapi untung’a itu cuma mimpi taemin oppa, mau’a oppa jangan mimpi hal menyedihkan gtu, mending mimpiin aku aja#dilemparsendaljepitsamaonewoppa# key oppa: apa lu bilang? aku: o..ow saatnya kabur. key oppa: ya, jangan kabur lu#dikejarsambilbawasapu#plakkk tinggalkan

    daebakkk eonni 🙂 🙂

    • taejishipper December 24, 2012 at 9:52 am #

      huaaaa huaaaaaa >,,< hehehe makasih ya 🙂

  5. arayeonn2 December 24, 2012 at 9:42 pm #

    haha ternyata taemin mimpi toh!!!! fuihhhh syukur!!!! hahaha, mana udah kringet dingin bacanya.. udah nyiapin tisu kalo2 bakal mewekk.. ehh taunya ketipuuuu!!! alamakkkk xD
    ceritanya benar2 keren.. sempet bikin nyesekkk, tapi benar2 lega dengan endingnya~ gokill!! senangnya TaeJi tetep together~
    ditunggu ff taeji yang lainnya ^^

    • taejishipper December 24, 2012 at 10:49 pm #

      hehehe maaf kalo uda bikin tegang >,< hihihi okeeee next ya 🙂

  6. MrsLim December 26, 2012 at 9:55 am #

    Jiah tnyt cm mimpi ya.. Kirain jiyeonnie bakal mokat.. Untung ga jd.. Fiuuhh.. Bagus.. Ak sk crtax taeji couple.. Keep writing n hwaiting chingu..

    • taejishipper December 26, 2012 at 7:38 pm #

      hehehe tau yah tetemnya cuma mimpi -_- ditunggu ya 🙂

  7. JullieMinHoz December 27, 2012 at 3:32 pm #

    Kyaaa… Aq hampir mewek nihh baca’x…
    Aishh, trnyata Taem Cuma mimpi…. Brsyukur dehh Jiyi gak jadi mnnggal *ngelus2dada*…

    D’tunggu FF TaeJi brikut’x… ^^

    • taejishipper December 27, 2012 at 7:46 pm #

      hehehe makasih ya 🙂 ditunggu fanfic2 selanjutnya hehehe

  8. beastma December 28, 2012 at 7:51 am #

    Aa, kirain Jiyeon bener-bener mau pergi selamanya. Ternyata cuman ‘Mimpi’?!-,-”

    Keren bgt FF-nya. Lanjutkan, kak. ^^

  9. Dear Diyah December 28, 2012 at 4:07 pm #

    yaaa amppuunnn , aku ketipu ma author y -_-”
    q pikir jiyeon mati beneran,, tw y ……

  10. Rul January 5, 2013 at 11:40 am #

    Kereeen thor keren pokoknnya…
    Ditunggu ff TaeJi selanjutnya ya thorrrrr…

  11. Tiikaa January 12, 2013 at 9:32 am #

    Kyaaaaaaaaaaaaaaaa…
    Authorrrrrrrrr….
    Sukses ya ngerjain akunya….
    Aku kira jiyeon nya bkal meninggal,, hiks hiks.. Awal2nya udh mewek duluan,,, trus sebel ama taemin yg setega itu ama uri jiyi….
    Tpi ternyata oh ternyata semua itu hanya mimpi !!!!
    Huhhhhhhh…. Bete dh aku #plakkkk #manjamulaikumat
    Tpi ini ff keren thor…
    Aku suka..
    Oya wgm nya aku tunggu ya,,
    N’ mian bru comment skrng,, soalnya aku bru ngecek page ini lgi ….

    • taejishipper January 12, 2013 at 7:06 pm #

      hehehe ketipu yaaaaw :3 hihihi iyaaa gapapa kok 🙂 soon yah wgmnya masih proses dan aku juga ada ujian besok seminggu 🙂 makasih uda sering baca disini ya 🙂

  12. Nitz February 22, 2013 at 10:19 am #

    Dream girl taemin about jiyeon,hehehe. Awal2 nyesek trus taemin jg gt sikapnya, tp ternyata cuma mimpi, horeee happy ending *nyanyi dream girl brg taemin*

    • Nitz February 22, 2013 at 10:21 am #

      Oo iya, q br ktm nih blognya jd q mau ubek2 dulu isinya ^.^

      • Nitz February 22, 2013 at 10:36 am #

        Salah mksdnya q udh lama gak mampir ke bloq ini jd mau ubek2 isinya/ff yg blm q baca ^^

      • taejishipper February 22, 2013 at 4:30 pm #

        oke 🙂

    • taejishipper February 22, 2013 at 4:30 pm #

      hihi dream girlnya taemin itu jiyeon? ok bagus amin semoga begitu disananya (?) 😀

  13. Intan April 17, 2013 at 7:37 pm #

    Ahh , ceritanya si taemin mimpiin kyak gitu , dia gmau kehilngan jiyeon , jadi pas uda bangunnya dia ga cuekin si jiyeon lagii ..
    Sosweet xD kyak dejavu

  14. adriannalian September 21, 2013 at 9:06 pm #

    Udah miris aja aku baca awal awalnya ehh ternyata cuma mimpi 😀
    dan Yes HAPPY ENDING!!! XD

Leave a reply to taejishipper Cancel reply